STUDI KASUS
PT TIRTA COLA BOTTLING COMPANY
I. SEJARAH TIRTA COLA BOTTLING COMPANY
PT Tirta Cola Bottling Company didrikan pada tanggal 1 November 1974 oleh Bapak Partogius Hutabarat dan Bapak Mugijanto. Perusahaan PMDN yang bergerak dalam bidang industri minuman ringan ini merupakan anak perusahaan dari PT PANATRACO. Dapun PT PANATRACO yang berdiri pada tanggal 22 maret 1951 bergerak dalam bidang ekspor/impor dan perdagangan umum. Disamping PT TIRTA COLA BOTTLING Company masih ada beberapa anak perusahaan dari PT PANATRACO, diantaranya PT Swarna Dwipa Bottling Co.yang jutga memproduksi produk-produk minuman dari The Coca Cola Company Sebagaimana PT Tirta Cola Bottling Company
Pada mulanya PT Tirta Cola Company hanya bergerapk sebgai penyalur produk minuman ringan (Cocaa-cola, Sprite, Fanta) di Jateng dan Madiun dimana barabgnya di ambil dari Jakarta. Namun ketergantungan pada produksi dari Jakarta akhirnya menimbulkan berbagai kesulitan, antara lain dalam hal pengadaan barang. Keadaan ini mendorong untuk mendirikan pabrik perbotolan sendiri di Harjosari, kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang dan Pabrik tersebut mulai berproduksi pada tanggal 5 Desember 1976.
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menempati suatu kawasan yang strategis dipersimpngan transportasi Semarang-Surakarta dan Semarang-Yogyakarta, atau tepatnya di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang Jawa tengah, hingga kini PT Tirta Cola Bottling Company menempati areal seluas tidak kurang dari 7 Hektar Yng terbagi menjadi dua bagian. 3,2 hektar untuk pabrik, kantor, gudang, dan pemasaran sedang sisanya untuk gudang dan transportasi.
PT Tirta Cola Bottling Company sejak mulai produksi pada tanggal 5 Desember 1976 sampai saat ini disamping memproduksi jenis minuman Carboned Soft Drink tanpa alcohol dengan label Coca-Cola, Fanta, Sprite, juga memproduksi jenis minuman mineral water dengan label Bonaqa serta jenis minuman Tie in Bottle dengan label Hi-C Tea yang akan memasuki pasaran luas akhir tahun ini. Mesin0mesin produksi yang digunakan di perusahaan didatangkan dari luar negeri dengan kapasitas terpasang untuk minuman dalam botol sebesar 500 botol per menit, untuk kemasan kaleng sebesar 300 kaleng per menit dan untuk air mineral sebesar 100 botol per menit.
III. PRODUKSI
A. BAHAN-BAHAN
1. Bahan Baku dan Asalnya :
a. Air : Didapat dari sumur bor yang mempunyai kedalaman sekitar 85 meter.
b. Gula Pasir : Dibeli dari bulog. Yang biasa dipakai adalah gul pasir dari pabrik Gula Tasik Madu Surakarta dan Pabrik Gula Gondang Baru Klaten.
c. Concentrate : Dibeli dari PT Coca-Cola Indonesia dari Jakarta
d. Carbon Dioksida (CO2) : Dibeli dari PT Aneka Gas Industri Cabang Semarang.
2. Bahan Pembantu :
a. Kaporit (Ca(OCI)2)
b. Lime (Ca(OH)2)
c. Fero Sulphate (FeSO4)
d. Filter Aid.
e. Active Carbon
f. Send Filter
g. Resin.
h. Caustic Soda.
i. KaliumParmanganate.
j. Soda Ash
k. Calsium Clorida
3. Jenis Produksi
Sampai saat ini jenis-jenisminuman yang diproduksi oleh PT Tirta Cola Bottling Company adalah :
a. Carbonate Soft Drink, dengan merek Coca-Cola, Fanta, Sprite.
b. Mineral Water dengan merek Bonaqa.
c. Tea in Bottle, dengan merek Hi-C Tea.
B. PROSES PRODUKSI
Proses Produksi yang dilakukan pada PT Tirta Cola Bottling Company adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan Air (Water Treatment)
2. Pembuatan Syrup
3. Proses Pencampuran (Mixing)
4. Pemurnian CO2
5. Pengemasan, proses pengemasan ini dikemas dengan :
a. Botol
b. Can/Kaleng
C. PERENCANAAN SISTEM PRODUKSI
Perencanaan Sistem produksi PT Tirta Cola Bottling Company meliputi :
1. Perencanaa Produk
Baik pada awal berdirinya ataupun pada saat perusahan hendak melaksanakan pengembangan usahannya maka perusahaan akan dihadapkan pada pengambilan keputusan tentang produk/jasa apa yang dihasilkan. Beberapa factor yang diperhatikan dalam pemilihan produk diantaranya adalah : nilai guna produk, kemungkinan pengembangan produk, fasilitas produk yang dihasilkan, fasilitas perusahaan, proyeksi permintaan produk, proyeksi penjualan industri, proyeksi penjualan perusahaan, potensi keuntungan produk, jalur distribusi perusahaan, posisi persaingan, potensi peningkatan penjualan, siklus umum produk dan lain sebagainya.
2. Perencanaan Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik PT Tirta Cola Bottle Company dalam perencanaan lokasi pabriknya itu adalah karena produk yang dihasilkan adlah satu bahan baku utamannya adalah air, maka lokasi yang ada sekarang adalah menyediakan banyak air. Demikian pula masalah transportasi, tenaga kerja, lingkungan masyarakat dan pemerintah kesemuanya mendukung aktifitas perusahaan.
3. Perencanaan Letak Fasilitas Produksi
Perencanaan letak fasilitas produksi berarti bagaiman upaya perusahaan untuk mengatur layout mesinnyasedemikian rupa swehingga memenuhi kriteria baik yang diminta oleh intern perushaan maupun ekstern perusahaan (pemerintah, perusahaan induk) diantaranya adalah aspek efisien pemakaian ruang, aspek kenyamanan bekerja, aspek pengembangan, aspek fleksibilitas mesin dan lain sebagainya.
Dalam menentukan layout mesin, PT Tirta Cola Bottling Company cukup memperhatikan aspek di atas.
4. Perencanaan Standar Produksi
Untuk dapat menilai apakah produk yang dihasilkan adlah baik/buruk perlu adanya standar produksi baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya. Bagi PT Tirta Cola Bottling Company standar produk maupun produk sudah ditentukan oleh The Coca Cola Company. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengawasi dari proses produksinya itu sendiri untuk menghasilkan produk standar; untuk itu dibenuklah gugus kendali mutu atau dikenal dengan TQC (Total Quality Control).
D. SISTEM PENGENDALIAN PRODUKSI
Sistem ionformasi produksi meliputi striktur produksi dan departemen produksi serta pola produksi yang berorientasi pada pasar atau pada pesanan. Untuk PT Cola Tirta Bottling Company pola produksi yang dianut adalah berorientasi pada pasar sehingga erat kaitannya dengankebijakan yang diambil oleh manajer pemasaran.
IV. PEMASARAN
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bisnis minuman ringan, PT Pan Java Bottling Co. menyadari bahwa kekuatan terpenting adalah didalam saluran distribusinya. Karena itu dalam hal distribusi ini perusahaanselalu agar selalu lebih unggul disbanding pesaing. Keberhasilan peusahaan didalam melkukan pemasaran dapat dilihat dari adanya peningkatan market share yang dimiliki perusahaan sebesar 31,2 % pada tahun 1988 menjadi 35,2% pada tahun1989. Kenaikan market share tersebut jelas cukup berarti bagi perusahaan, yang sampai saat ini memiliki 60.000 dister yang tersebar diseluruh wilayah pemasaran. Keberhasilan perusahaan tersebut tidak terlepas dari kerja para ujung tombak pemasaran, yaitu pada salesmen atau di PT Tirta Cola Bottling Company diberi sebutan Stock Man. Dalam kegiatan pemasarannya Stock Man ini bertugas menetukan jumlah stock bagi para dister/langganan yang dilayaninya dengan usaha-usaha merchandising. Merchandising adalah krgiatan salesman untuk membantu dister menjual lebih banyak produk perushaan, yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Stock : Kegiatan pengadaan produk di dister sesuai kebutuhan.
2. Display/Pemajangan : Kegiatan untuk menata produk di dister dengan memperhatikan penonjolan produk dan kebersihan.
3. Refrigeration : Kegiatan yang mendukung penjualan dengan cool box dimana salesman membantu dister dalam menangani cool box tersebut.
4. Positive Advertising : Kegiatan ini ditujukan dalam penyusunan/layout produk pada dister sehingga enak dipandang dan dapat memikat calon konsumen.
Keberhasilan kerja para Stock Man ini jug akan sangat ditentukn oleh bagaimana mereka menjaga hubungan baik dengan para pelanggan/dister. Hubungan timbal balik antara salesmen dengan dister/pelanggan ini disebut Goodwill.
Dalam melakukan kegiatan pemasaran, PT Tirta Cola Bottling Company tidak terlepas dari kegiatan pemasaran yang biasa disebut dengan Marketing Mix, yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menyangkut penentuan produk, harga, tempat dan promosi. Kegiatan Marketing mix pada PT Tirta Bottling Company dirangkum menjadi tiga strategi pokok perusahaan, yaitu :
1) Availability
Availability adalah kemampuan perusahaan di dalam menyediakan produknya dipasar, atau dalam strategi mix dikenal dengan sebutan distribusi.
Penentuan saluran distribusi merupakan salah satu di antara keputusan manajemen yang paling penting dibidang pemasaran., karena :
a. Saluran yang dipilih sangat mempengaruhi tiap keputusan lain di bidang pamasaran.
b. Saluran yang dipilih melibatkan dalam ikatan kewajiban yang relative berbeda dengan perusahaan lain.
2) Affordability
Strategi ini menyangkut keguatan promosi dan penentuan harga yang dilakukan perusahaan. Kegiatan promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya. Kegiatan promosi yang dilakukan PT Tirta Bottlin Company antara lain dalam bentuk berikut :
a) Billboard, yaitu papan reklame dalam ukuran besar, biasanya diletakan di pinggir jalan protocol.
b) Cutom Sign, yaitu papan reklame dalam ukuran sedang, biasanya dipakai untuk nama sebuah restoran.
c) Iklan sign, yaitu papan reklame dalam ukuran kecil, dipasang diwarung-warung atau took-toko.
3) Acceptability
Adalah diterimanya produk masyarakat/konsumen. Kebanyakan perusahaan, baik yang bergerak di dalam bidang manufacturing maupun bidang perdagangan besar atau eceran, menjual berbegai jenis barabg, Ini berarti bahwa keputusan-keputusan dibidang pemasaran menyangkut tiga tingkat, yaitu :
1. Produk Item
Versi spesifik dari suatu produk yang mempunyai nama diskripsi tersebdiri dad lam daftar barang produk.
2. Produk Line
Sekelompok produk yang mempunyai hubungan saru dengan yang lain, baik karena produk-produk tersebut memenuhi kebutuhan yang sama, dijual kepada golongan pembeli yang sama, dipasarkan melalui jenis pengecer sama atau dijual dengan harga yang kurang lebih sama.
STUDY KASUS
PT TIRTA COLA BOTTLING COMPANY
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas mandiri
Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen pengampu : Nining Wahyuningsih, MM.
Disususn Oleh :
ADE ABDUL MUKTI
Di susun oleh :
Ade Abdul Mukti
58420162
Syari’ah/MEPI-2/Smt. V
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar