Selasa, 10 Mei 2011

Makalah Penyakot Kerja

MAKALAH

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah : Kesehatan, Keselamatan Kerja

Dosen pengampu : Hadi Suyono, S.KM

akfar.bmp

Disususn Oleh :

SITI USWATUN HASANAH

09075

Tingkat 2b

AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH CIREBON

Jl. Cideng indah no. 3 telp (0231) 230984

Tahun Akademik 2010/2011

BAB

PENYAKIT AKIBAT KERJA

A. SEJARAH

Manusia sudah terjpajan bahaya dalam pekerjaannya sehari-hari jauh sebelum revolusi industry dan sebelum adanya tempat kerja industry. Kekejaman cuaca dan kelangkaan makakanan, termasuk juga ancaman singa pada masa prasejarah, membuat manusia cukup terancam kesehatannya. Bahaya kesehatan kerja nampaknya mulai sejak jaman batu ketika seseorang menggosokan batu api yang akan mengeluarkan debu silica. Sementara leluhur kita tidak hidup cukup lama karena meninggal dunia akibat silicosis, penggunaan alat dari besi dan perkembangan perkembangan serta pengecoran juga meningkatkan bahaya bagi mereka yang terlibat.

Tulisan umum pertama yang sangat berpengaruh mengenai penyakit yang terkait dengan pekerjaan ditulis oleh seorang dokter keluarga D’Este di Modena, Bernardio Ramazzini (1633-17214). Bukunya De Morbis Artificum masih belum sejalan sebagai sumber uraian klasik mengenai banyaknya penyakit akibat kerja yang berasal dari pekerja kasar sampai pembuat cermin di murano. Karyanya sebagian besar tidak dibaca umum sampai masa revolusi indusrtri di inggris yang membawa penyakit akibat kerja menjadi perhatian semua pihak. Pekerja anak dan kondisi kerja yang buruk dikilang kapas Lancashire membuat kaget banyak Georgian dan Victorian . undang-undang pabrik pertama dianjurkan oleh pemilik pabrik yang mempunyai sifat social, seperti Robert Owen, Michael Sadler,Anthony Ashley Cooper (Eart of Shaftesbury), Robert Peel, dan beberapa kaum oposisi.

Undang-undang pertama tahun 1802 sanagat diperlemah oleh amandemen-amandemen di parlemen, tertapi undang-undang itu merupakan langkah awal proses perundangan untuk melindungi pekerja, yang mencapai puncaknya ketika diundangkan Undang-Undang kesehatan dan Keselamatan kerja, dll. Pada tahun 1947. Di antara kedua masa itu , ada undang-undang yng berturut-turut mengurangi jam bekerja , terutama bagi wanita dan anak-anak; dan undang-undang 1833 membentuk inspektur pabrik. Empat inspektur ditunjuk untuk mengawasi seluruh negeri. Sebelas tahun kemudian, para inspektur itu diberi tugas tambahan untuk menetapkan dokter di tiap disrtrik yang akan menentukan usia anak-anak. Adanya surat kelahiran pada tahun 1836 membuat peran itu menjadi berlebihan, tetapi merupakan kelahiran kesehatan kerja industry. Undang-undang berikutnya member tugas tambahan untuk p;arta dokter ini, termasuk penyelidikan kecelakaan industry dan pemeberian sertifikat kebugaran untuk bekerja.

Pada awal abad kedua puluh, efek toksit bahan tertentu yang banyak dipakai pada industri sudah dikenal dengan baik di inggris sehingga wajib dilaporkan. Ini memberikan kekuasaan untuk meneliti insidensi penyakit dengan tujuan untuk pencegahan. Bahan pertama yang dilaporkan dalam tahun dalam tahun 1895 ialah tombal, fosfor, arsenic, dan antraks. Daftar itu kemudian diperluas dengan 16 penyakit yang harus dilaporkan.

B. PENYAKIT YANG HARUS DILAPORKAN DAN YANG SUDAH DITETAPKAN

Tak seorangpun tahu seberapa buruk kondisi kesehatan yang bangkit dengan pekerjaan. Angka resmi dapat menyajikan jumlah absen sakit, kecelekaan kerja, dan pen yakit yang sudah ditetapkan, tetapi hamper dapat dipastikan bahwa akan terjadi perkiraan lebih rendah mengenai gangguan-gangguan yang terkait dengan pekerjaan. (Perubahaan prosedur klaim yang terbaru untuk penyakit yang telah ditentukan menolak perbandingan mutakhir yang sahih, tetapi hubungan proporsional secara umum tetap benar pada tahun 1990-an, seperti untuk tahun 1980-an).

Penyakit yang harus dilaporkan di Inggris adalah:

· Keracunan timah hitam (industry tertentu0;

· Keracunan kadmidium;

· Keracunan fosfor;

· Keracunan mangan;

· Keracunan merkuri;

· Keracunan arsen;

· Keracunan karbon disulfida;

· Keracunan aniline;

· Keracunan benzene kronik;

· Penyakit kuning keracunan;

· Anemia keracunan;

· Penyakit dekompresi;

· Antraks;

· Tukak epithelimatosa; dan

· Keracunan krom.

Daftar penyakit yang harus dilaporkan ini sudah dilampaui oleh daftar RIDDOR. Ada juga banyak penyakit akibat kerja yang di tetapkan oleh Departemen Jaminan Sosial untuk memberikan kompensasi pada orang yang telah menderitannya. Daftar penyakit yang ditentukan tewrsebut serupa, tetapi tidak identik dengan kondisi yang dilaporkan oleh para pengusaha yang menggunakan the Reporting of Diseases ang Dangerous Occurences Regulations (RIDDOR) 1985.

Penentuan bahwa satu penyakit dimasukan kedalam kecelakaan industry merupakan tanggung jawab the Industrial Injuries Advisory Council yang didirikan khusus untuk keperlusn ini. Dewan ini dapat emenerima atau menolak artgumentasi untuk memasukan suatu penyakit, dan dapat memberi nasihat kepada Secretary of the State. Hal-hal utama dalam mempertimbangkan suatu penyakit adalah apakah:

1. Harus diobati, tanpa peduliakan menyebabkan, insidensinya, dan atas pertimbangan lainnya, sebagai resiko pekerjaan mereka (pekerja) dan bukan risiko umum untuk semua orang.

2. Merupakan penyakit yang tanpa lingkungan khusus, dengn pasti dapat ditentukan atau diduga hubungannya dengan sifat-sifat pekerjaan.

Ada 63 penyakit yang di tetapkan di Inggris pada pertentangan tahun 1991.

C. PRINSIP UMUM TOKSIKOLOGI

Toksikologi mempelajari potensi bahan kimia untuk menimbulkan efek yang tidak diinginkan didalam tubuh. Meskipun praktidi kesehatan kerja tidsk dapat dapat diaharapkan menjadi seorang ahli toksikologi, mereka dituntuk untuk mampu berbicara tentang berbagai aspek toksikologi bahan di tempat kerja, yang menjadi tanggung jawabnya. Meskipun toksikologi modern diharapkan sudah maju dengan apa yang sudah dipelajari dalam laboratorium percobaan in vivo dan in vitro, tidak jarang, bahkan sekarnag juga, efek bahan kimia baru pada manusia harus diteliti lagi setelah ada tumbal kesehatan pekerja. Keadaan yang tragis ini sudah menjadi aturan, daripada pengecualian, dari seabad silam.

Prinsip pertama taksikologi ialah bahwa seluruh bahan dapat membunuh bila diberikan melalui rute yang tidak sesuai dnan dalam jumlah yang tidak semestinya bahkan air atau garam dapur pun. Oleh karena itu, dalam istilah industry, bahaya suatu bahan tertentu terkait dengan

· Toksisitas absolutnya,

· Sifat fisiko-kimiannya, dan

· Lingkungan pemakaian-konsentrasi, lama pemajanan, dan area tubuh yang terpajan.

Misalnya, radikal sianida (CN-) sangat toksik untuk system enzimbiologik; karena itu, asam hidrosianid (HCN) dan natrium sianida (NaCN) mempunyai derajat mematikan yang berbeda . HCN adalah gas dan NaCN ialah bubuk putih Kristal yang, meskipun dapat larut dalam air, tidak dapat melepaskan HCN sampai, katakanlah, bereaksi dengan HCL lambung.

Jalan masuk bahan beracun mungkin melalui:

· Inhasi-rute yang paling serting beracun, dalam mindustri;

· Penelanan-tidak lazim (mungkin terjadi penelanan setelah ada inhalasi partikel yang dikembalikan oleh escalator silia);

· Penyerapan kulit-lebih sering terjadi dari pada yang terduga biula bahan itu larut lemak.

Sekali kontak dengan tubuh, bahan toksik akan mempunyai berbagai efek, yaitu:

· Lokal-iriyan pada kulit, mata, atausaluran pernapasan atau alegri pada (biasanya) kulit atau saluran pernapasan; dan

· Sistemik-toksisitas inheren, toksisitas metabolik, atau keduannya.

Ada kemungkinansuatu bahan toksik menghasilkan efek lokal pada titik kontak serta efek jauh selama perjalannya melalui tubuh. Target organ yang paling lazim adalah:

· Kulit,

· Paru,

· Hati,

· Sistem saraf,

· Sumsum tulang, dan

· Ginjal

Kulit merupakan tempat yang paling lazim memperlihatkan efek pemajanan bahan kimia toksik. Dermatitis kontak merupakan penyakit akibat kerj yang paling sering tejadi.

D. ORGAN TARGET

Pendahuluan

Pada bagian ini, bahasan ditujukan pada organ-organ tubuh dan caranya merespons datangnya bahaya dan gangguan dan bahan yang tekait dengan pekerjaan. Informasi taksikologi dan patoligi yang rinci mengenai setiap bahan. Namun, hanya respons organ terhadap cedera saja yang biasanya akan memunculkan onset penyakit. Inilah yang membawa pekerj kepada dokter. plubism kronis, misalnya, menampilkan diri dalam berbagai bentuk kelainan fungsi sistem dan dokter harus membuat banyak diagnosis banding: kondisi ini merupakan kejadian yang langka meskipun pasien mengluhterpajan berat terhadap timbal anorganik!

Sistem organ target yang akan dibahas dalam bahan ini adalah:

· Sistem pernapasan,

· Sistem saraf sentral dan parifer,

· Sistem saluran kemih,

· Sistem kardiovaskular,

· Kulit,

· Hati, dan

· Sistem reproduksi.

Sistem Pernapasan

Struktur

Saluran napas atas dan bawah sangnat rawan terhadap bahan berbahaya ditempat kerja. Lebih dari 80% bahan ini masuk kedalam tubuh melalui sistem pernapasan. Efek pemanjanan seperti itu juga dapat dirasakan pada sistem organ lainnya, tetapi kerusakannya seringkali terletak pada saluran udara dan paru.

Sistem ini terdiri atas beberapa bagian anatomi yang terpisah pisah,

· Mulut, sinus hidung, faring, dan laring;

· Traktea, brokhinutama dan percabangan;

· Brokhioli;

· Alveoli; dan

· Sawar alveolus-kapiler.

Percabangan berulang saluran udara dari bifurkasi trakea ke alveoli mempunyai efek peningkatan luas permukaan murkosa saluran pernapasan, tetapi menurunkan derasnya aliran udara. Jadi, 300 juta alveoli menyajikan luas permukaan 70 meter persegi untuk pertukaran gas, tetapi tidak ada alveolus berdiameter lebih dari 0,1 mm. Ketebalan dindingepitel avioli, bersama dengan lapisan sel endotel kapitel paru, jarang lebih dari 0,001 mm merupakan sawar gas-darah.

Fungsi

Fungsi utama dari paru adalah menyediakan oksigen agar diambil melalui kapiler paru dan menyediakan sarana pembuangan karbondioksida melalui proses difusi dengan arah sebaliknya. Keberhasilan pertukaran gas ini memerlukan tiga system fungsi:

· Ventilasi,

· Transfer gas, dan

· Transport gas-darah

Fungsi ventilsasi bisanya diukur dengan berbagai jenis alat ringan; yang sering dipakai adalah peak flow meter daqn vitalograph. Sekalipun ada perkembangan baru dengan analisis mikrokomputer, yang sangat menguntungkan dalam menyediakan pembacaan fungsi ventilasi secara digital dan grafik, beberap indeks utamanya adalah:

· Volume ekspirasi paksa satu detik (FEV1);

· Laju aliran tengah-ekspirasi paksa (FMF);

· Kapasitas vital paksa(FVC);

· Ratio FEV/FVC; dan

· Pola aliran/volume: kembang-kempis dada. Elastisitas.

Fungsi paru berubah-ubah akibat sejumlah factor non-pekerjaan dan tersedia table-tabel nilai untuk beberapa variable. Angka ini dipengaruhi oleh:

· Usia,

· Kelamin,

· Ukuran paru,

· Kelomok etnik,

· Tinggi badan,

· Kebiasaan merokok,

· Toleransi latihan,

· Kekeliruan pengamat,

· Kekliruan alat,

· Variasi diumai, dan

· Suhu lingkungan sekitar.

Akhirnya, foto rontgen dada sangat bermanfaat untuk meniulai pajanan paru terhadap debu yang berhubungan dengan pekerjaan, manfaatnya ada dua:

1. Secara klinis-untuk membuat diagnosis dan prognosis dan sebagi petu njuk pengobatan; dan

2. Epidemiologic-untuk menilai prevalensi dan progresi penyakit, baik dalam populasi maupun pada masing-masing anggota dalam populasi.

Kelainan paru akibat kerja

Efek bahaya pada paru akibat gas beracun dapat dikelompokan menjasi 6 kelompok:

1. Peradaqngan akut,

2. Asama,

3. Bissinosis,

4. Pneumokonisis,

5. Alveolitis alergika ekstrinsik, dan

6. Keganasan.

Peradangan akut. Gangguan ini pertama-tama disebabkan oleh gas dan uap iritan yang disebutkan di depan. Kelarutan bahan menentukan apakah efeknya akan kentara pada saluran napas atas atau bawah. Bahan itu meliputi:

· Amaniak

· Klorin,

· Sulfur dioksida,

· Fosgen,

· Fluorin, dan

· Ozon.

Asma akibat kerja. Asma jenis ini dapat disebabnkan oleh berbagai jenis debu, baik yang dapat menyebabkan reaksi segera atau tipe lambat. Yang pertama dapat berlangsung dalam beberapa menit setelah pemajanan dan yang kedua baru berlangsung setelah 4-24 jam (biasanya 4-8 jam). Pada kelompok yang terakhir ini, kecurigaan akan penyebab di pekerjaan mungkin terlupakan karena efek alergenitdebu atau uap tidak terlihat sampai sore harinya. Beberpa orang mengalami kombinasi antara efek segera dan lambat.

Pencegahannya menyangkut beberapa factor, antara lain adalah:

· Pengendalian higene yang efisien dan ketat di tempat kerja;

· Substitusi dengan bahan yang kurang alergenik;

· Alat pelindung pernapasan buat pekerja;

· Mengenali pekerja berisiko-bukan pekerjaan yang mudah, karena 30% populasi memiliki sifat atopi dan atopi tidak perlu menjadi penentu dalam menetapkan prognosis asma akibat kerja; dan

· Pemeriksaan kesehatan berkala dengan pengukuran kapasitas ventilasi sebelum dan sesudah shift.

Bissinosis. Gangguan ini dianggap oleh banyak kalangan sebagai sejenis asma akibat kerja. Namun, kondisi ini sebenarnya lebih luas dan lebih rumit dari pada asma akibat kerja. Pada orang yang rentan, pajanan debu kapas, sisal, atau serat dapat menyebabkan sesak napas akut dengan batuk dan obstruksi saluran napas reversible. Gejala ini dirasakan pertama kali pada hari pertama minggu pertama kerja dan kemudian mereda. Dengan berlanjutnya pemajanan, gejala kambuh pada beberapa hari pada minggu selanjutnya, bahkan pada akhir minggu dan hari libur pun tidak bebas dari gejala.

Gejala akan lebih hebat bila konsentrasi debu semakin tinggi dn akn lebih mencolok untuk kapas yang lebih kasar. Hal ini memunculkandugaan bahwa kondisi ini (sebagian) disebabkan oleh kontaminanorganik pada kapas. Seperti bahan mikrobiologik semacam E. coli. Merokok membuat kambuh penyakit dan, meskipun terjadi obstruksi pernapasan sementara yang dapat memperparah tau bahkan membunuh pasian, yang ditemukan kelianan patologik apa pun di dalam paru postmortem. Foto rontgen dada tidak bermanfaat dan terapinya adalah pengobatan simtomatik.

Menurut penelitian terbaru pada pekerja serat di Ulster dan pekerja kapas di Lncashire, beberpa penelit meragukan apakah kondisi ini memepengaruhi angka kematin kerja. Bissinosis yang dikenal saat ini mungkin merupakan campuran antara berbagai kondisi mulai dan asma yang sebenarnya hingga bronchitis krinis yang kambuh.

Pneumoconiosis. Secara harfiah,, pneumoconiosis mengandung arti “paru yang berdebu’. Dalam praktik, pneumoconiosis biasanya dibatasi pada keadaan yang menyebabkan perubahan menetap pada arsitektur pru setelah menghiruf debu mineral. Debu ini mencakup:

· Silica (atau kuarsa),

· Batu bara, dan

· Asbestos.

Alveolitis alergika ekstrinsik

Seperti yang dikemukakan sebelumnya, inhalasi bahan organic dapat menimbulkan asma. Namun, debu organic lainnya menyebabkan alveolitis dengan akibat penurunan transfer gas melalui sawar gas-darah. Sebagian besar agen yang mampu menimbulkan efek ini adalahspora fungi dan kondisi klinis yang palin sering terjadi di Inggris adalah paru petani (farmer’s lung). Penyakit ini sering kali menyerupai episode serangan mirip-influenza yang akut yang, apabila pemajananya berlanjut akan menjadi penyakit paru fibrotic subakut dan kronik

Sistem saraf

Unit dasar system saraf ialah neuron yang mempunyai empat komponen berikut, rangsangan berjalan dari yang pertama menuju ke yang terakhir,

· Dendrite,

· Badan selnya sendiri,

· Akson, dan

· Terminal sianptik

Akson merupakan satu serabut saraf panjang dengan atau tanpa selubung myelin, yang mempercepat konduksi saraf. Pada kenadaan istirahat normal, membrane akson memiliki tegangan potensial -85 mV; muatan positif luar ini dipertahankan oleh mekanisme pompa natrium aktif. Rangsangan saraf adlah gelombang depolarisasi dan repolarisasi, yang berjalan di sepanjang serabut saraf sepanjang permeabilitas membrane terhadap natrium menungkat, sehingga memungkinkan pembaikan polaritas dengan cepat dan diikutim oleh periode pemulihan ketika permeabilitas normal kembali lagi. Konduksi di sepanjang akson bersifat “all or none” (berlangsung mulus atau tidak sama sekali), tetapi di dendrite konduksi berlangsung bertahap. Pada sinaps, energy listrik diubah menjadi energy kimia dengan pengeluaran neurotransmitter seperti asetilkolin. Neurotransmiter ini dapat menimbulkan eksitasi atau inhibisi.

Gangguan saraf tepi akibat kerja

Kelainan Saraf Tepi

Gangguan ini adalah kumpulan penyakit-penyakit yang terjadi dan melibatkan susunan saraf tepi. Sehingga untuk dapat mudah memahami penyakit ini perlu diketahui dan ‘dikuasai’ anatomi, fisiologi, biokemistri, dan farmakologi saraf tepi.

Anatomi

Saraf Tepi adalah bagian dari Susunan Saraf pada manusia yang dapat dibedakan atas Susunan Saraf Pusat (terdiri dari Otak dan Medula Spinalis) dan Susunan Saraf Tepi yang terdiri dari juluran inti sel saraf yang berada di dalam otak dan medula spinalis menuju ke efektor yaitu kulit dan atau otot. Saraf tepi yang terganggu akan menimbulkan kelainan seperti lumpuh atau lemah (bila mengenai saraf motorik) atau perasaan sensasi yang terganggu seperti tidak merasa, merasa kesemutan, merasa ditusuk-tusuk, atau merasa panas yang sangat tidak nyaman sampai nyeri hebat (bila yang terkena adalah saraf sensorik). Semua keluhan ini dapat terjadi karena gangguan hantaran saraf pada saraf tepi tersebut tidak berfungsi dengan benar. Penyebab gangguan tersebut antara lain karena kerusakan akson dan atau kerusakan mielin yang membungkus akson.

Sistem saluran kemih

Sistem saluran kemih adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem saluran kemih terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih (vesika urinaria) dan uretra.16 Sistem saluran kemih pada manusia dapat dilihat pada gambar berikut :

Ginjal

Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal dan berbentuk seperti kacang. Terletak pada bagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar di sisi kanan.

Ginjal memiliki tiga bagian penting yaitu korteks, medulla dan pelvis renal. Bagian paling superfisial adalah korteks renal, yang tampak bergranula. Di sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla renal, yang berbentuk seperti kerucut disebut piramid renal, dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papilla renal. Di antara piramid terdapat jaringan korteks, disebut kolum renal (Bertini).

Ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut pelvis renal. Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor yang masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor, yang langsung menutupi papilla renal dari piramid. Kaliks minor ini menampung urin yang terus-menerus keluar dari papila. Dari kaliks minor, urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renal kemudian ke ureter, sampai akhirnya ditampung di dalam kandung kemih.

Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluhpembuluh darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubuler, yang mengitari tubuli. Komponen tubuler berawal dengan kapsula Bowman (glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal, ansa Henle dan tubuli kontortus distal. Dari tubuli distal, isinya disalurkan ke dalam duktus koligens (saluran penampung atau pengumpul).

Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit; dari jumlah ini, 124 ml diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkan ke dalam kaliks-kaliks sebagai urin. Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit berupa ekskresi kelebihan air dan elektrolit, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengekskresi hormon, berperan dalam pembentukan vitamin D, mengekskresi beberapa obatobatan dan mengekskresi renin yang turut dalam pengaturan tekanan darah. Berikut ini adalah gambar anatomi ginjal :

Sistim Kardiovaskular

Fungsi sistem kardiovaskular

Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.

Komponen Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:

A. Jantung, sebagai organ pemompa.
B. Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
C. Pembululi darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.

Ketiga komponen tersebut harus berfungsi dengan baik agar seluruh jaringan dan organ tubuh menerima suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat. Otot jantung, pembuluh darah, sistem konduksi, suplai darah, dan mekanisme saraf jantung harus bekerja secara sempurna agar sistem kardiovaskular dapat berfungsi dengan baik. Semua komponen tersebut bekerja bersama-sama dan memengaruhi denyutan, tekanan, dan volume pompa darah untuk menyuplai aliran darah ke seluruh jaringan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh.

Sistem Reproduksi

Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.

1. Sifilis

Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki.

Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

2. Gonore (kencing nanah)

Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

3. Herpes Genetalis

Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes genetalis adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com : kesehatan kerja

http://books.google.co.id/books?id=DoT2_Gqc4bcC&pg=PA75&lpg=PA75&dq=penyakit+yang+harus+dilaporkan+dan+yang+sudah+ditetapkan&source=bl&ots=yDQwboW1m7&sig=mJbmwkdnQltq5Du2NmBlv0eq4eE&hl=id&ei=4QuUTZyiF9DRrQfSgIn2Cw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBQQ6AEwAA#v=onepage&q=penyakit%20yang%20harus%20dilaporkan%20dan%20yang%20sudah%20ditetapkan&f=false (diakses tanggal 31 maret 2011)

http://nurlaily.wordpress.com/2009/12/25/kelainan-saraf-tepi/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16618/4/Chapter%20II.pdf , 2009

http://fkunhas.com/fungsi-sistem-kardiovaskular-2010041194.html, 2010

http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/25/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem-reproduksi/